Tuesday, August 23, 2016

Keindahan Krueng Lhok Gop Menjadi Tempat Upacara Adat Tahunan Masyarakat Gampong Kumba, Pidie Jaya


Galeri Image. Indahnya Wisata Alam Aceh. Redha Pahlefi
Krueng Lhok Gop, Pidie Jaya 
Pidie Jaya menyimpan banyak potensi keindahan alam. Krueng (sungai) Lhok Gop adalah salah satu dari puluhan jumlah tempat wisata lainnya yang tak tergali. Sungai Lhok Gop terletak tepatnya di Gampong (desa) Kumba, Kecamatan Bandar Dua Pidie jaya. Dari sungai ini, air mengalir ke penjuru persawahan masyarakat Bandar Dua dan sekitarnya. .
Selain sebagai tradisi turun-temurun, pergi ke Lhok Gop juga sebuah kesenangan, begitu lah anggapan bagi para pengunjungnya. Selain suasana pemandangan yang begitu indah juga kesejukan alam di padu dengan kicauan burung-burung yg begitu bersahabat di telinga. Gemericik air dari celah batu menjadi irama unik di tengah kesunyian hutan.

Hari itu, Kamis 26 September 2013 adalah hari jatuhnya ritual Lhok Ghop. Prosesi ini dimaksudkan untuk mensyukuri rahmat Tuhan yang telah memberikan sumber air melalui sungai Lhok Ghob. Ritual ini diadakan setahun sekali menjelang musim kemarau melanda Nanggroe.
Galeri Image. Indahnya Wisata Alam Aceh. Redha Pahlefi
Upcara Adat Gampong Kumba di Krueng Lhok Gop, Pidie Jaya
Petani pasti tidak punya kuasa mendatangkan air untuk padi mereka yang mulai menguning di persawahan, doa adalah satu-satunya harapan ditengah sarana pertanian yang minim perhatian dari pemerintah daerah.

Upacara Lhok Ghob telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tidak seorang pun mengetahui persis kapan ritual itu pertama dilakukan. Besar dugaan, tradisi tersebut adalah peninggalan masa kerajaan Hindu di Aceh. Setelah agama Islam memenangkan hati masyarakat, segala ritual digantikan dengan ajaran Islam.

Ini terlihat dari masih ada masyarakat yang membuang tanduk kerbau ke sungai. Asimilasi budaya ini ditemukan hampir di setiap upacara adat orang Aceh.

Friday, August 19, 2016

Keindahan Alam di Pantai Manohara Pidie Jaya, Aceh



Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh.Redha Pahlefi
Pantai Manohara, Pidie Jaya



Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh.Redha Pahlefi
Jambo Tempat Para Pengunjung 
Indahnya Wisata Alam Aceh.com - Mendengar nama Manohara, pasti akan berpikir soal sosok artis cantik serta mantan isteri putra Kerajaan Klantan, Malaysia. Namun di Aceh, ada pula Manohara. Nama ini berupa pantai yang terletak di Gampong Meuraksa, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.

Pantai ini pun telah menjadi favorit warga Aceh serta wisatawan. Dulu, pantai ini dikenal sebagai Pantai Meuraksa atau Pantai Meureudu. Tak banyak yang berkunjung ke sini. Setelah konflik bersenjata dan tsunami menyapu pesisir Aceh 26 Desember 2004 lalu, pantai ini perlahan mulai hidup.


Kafe kecil mulai berdiri di area pantai dan sering dijadikan tempat bersantai para pemuda kampung. Karena saat itu sedang heboh pemberitaan kisruh rumah tangga Manohara Odelia Pinot dengan Teungku Muhammad Fakhry Petra, putra mahkota Kerajaan Klantan, Malaysia yang membuat nama Manohara melambung, sang pemilik kemudian menamakan Manohara sebagai nama kafenya.

Lambat laun orang-orang mulai menyebut pantai ini sebagai Pantai Manohara. Dari mulut ke mulut, Pantai Manohara kemudian terkenal dan banyak warga dari kabupaten-kabupaten tetangga berkunjung ke sini.

Panorama Pantai Manohara memang elok. Berpasir hitam, laut biru terhampar hingga menembus kaki langit yang diriaki awan, berpendar-pendar disengat matahari. Kapal-kapal nelayan berlayar di atasnya menjadi pemandangan tersendiri.

Deburan ombak tak pernah berhenti terdengar, bersama hembusan angin yang memanjakan siapa saja. Pohon cemara tumbuh berjejer mengikuti garis pantai, daunnya menari-nari saat dihempas angin laut.

Diantara pepohonan, berdiri cafe atau pondok-pondok sederhana, tempat bersantai bagi para pengunjung sambil menikmati pemandangan pantai. Di pondok ini pengunjung bisa memesan beragam minuman dan aneka kuliner seperti mie Aceh, rujak Aceh, bakso dan lainnya.

Pantai Manohara ramai dikunjungi warga. Mereka datang tak hanya berjalan kaki saja, tapi ada pula yang menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, mobil bak terbuka atau menyewa bus umum untuk bisa menikmati Manohara.

Pantainya yang luas membuat pengunjung leluasa bermain di atas pasir atau mandi bersama. Jika hobi mancing, berjalan saja ke Timur maka di sana akan terlihat tanggung batu penahan abrasi, tempat favorit warga memancing ikan.

Pantai Manohara sekira tiga kilometer arah Utara Kota Meureudu, atau hanya butuh waktu 10 menit dari Ibukota Pidie Jaya. Untuk masuk cukup membayar Rp2 ribu per kendaraan.

Sebagian pemilik kafe juga masih menumpuk sampahnya di pinggir kafe sehingga mengganggu pemandangan. Padahal Pantai Manohara bisa menjadi potensi yang digarap untuk menaikkan Pendapatan Asli Daerah, jika dikelola serius dan profesional.

Sunday, August 14, 2016

Cerita Legenda Batu Belah yang terletak di Kampung Penaron, Linge Aceh Tengah

Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh. Redha Pahlefi
Batu Belah (Atu Belah), Takengon 

Indahnya Wisata Alam Aceh.com - Batu Belah (Atu Belah) Bahasa Gayo, Salah Satu Obyek Wisata yang ada di Kampung Penaron Kecamatan Linge Takengon Aceh Tengah.

Atu Belah bermakna batu belah. Legendanya sudah menjadi cerita rakyat, apakah Atu Belah ini fakta atau mitos belum ada yang bisa memastikannya, sebahagian masyarakat percaya kalau Atu belah tersebut benar benar ada dan sebagian masyarakat lainnya mengangap atu belah itu hanya cerita rakyat. Legenda Atu Belah itu menurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada masa dahulu di desa Penerun Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah, hidup satu keluarga miskin. Keluarga itu mempunyai dua orang anak, yang tua berusia tujuh tahun dan yang kecil masih kecil. Ayah kedua anak itu hidup sebagai petani, pada waktu senggangnya ia selalu berburu rusa di hutan.


Di samping itu, ia juga banyak menangkap belalang di sawah, untuk dimakan apabila tidak berhasil memperoleh binatang buruan. Belalang itu ia kumpulkan sedikit demi sedikit di dalam lumbung.

Pada suatu hari ia pergi ke hutan untuk berburu rusa, di rumah tinggal istri dan kedua anaknya, pada waktu makan, anak yang sulung merajuk, karena di meja tidak ada daging sebagai teman nasinya. Karena di rumah memang tidak ada persediaan lagi, maka kejadian ini membuat ibunya bingung memikirkan bagaimana dapat memenuhi keinginan anaknya yang sangat dimanjakannya itu.

Akhirnya si ibu menyuruh anaknya tersebut untuk mengambil belalang yang berada di dalam lumbung. (padahal sebelumnya siayah memesan kepada sang ibu jangan di buka lumbung yang berisikan belalang itu), Ketika si anak membuka tutup lumbung, rupanya ia kurang berhati-hati, sehingga menyebabkan semua belalang itu habis berterbangan ke luar.

Sementara itu ayahnya pulang dari berburu, ia kelihatannya sedang kesal, karena tidak berhasil memperoleh seekor rusa pun. Kemudia ia sangat marah ketika mengetahui semua belalang yang telah di kumpulkan dengan susah payah telah habis terlepas.

Kemudian, dalam keadaan lupa diri si ayah memotong sebelah (maaf) payudara istrinya, dan memanggangnya, untuk dijadikan teman nasinya. Kemudian wanita malang yang berlumuran darah dan dalam kesakitan itu segera meninggalkan rumahnya.

Dalam keadaan keputusasaan si wanita tersebut pergi ke hutan, di dalam hutan tersebut si ibu menemukan sebongkah batu, dengan keputusasaan si ibu meminta kepada batu untuk dapat menelannya, agar penderitaan yang di rasakanya berakhir.

Selepas itu si ibu bersyair dengan kata-kata, “Atu belah, atu bertangkup nge sawah pejaying te masa dahulu,” kalau diartikan dalam bahasa indonesia “Batu Belah, batu bertangkup, sudah tiba janji kita masa yang lalu. “Kata-kata” itu dinyanyikan berkali-kali secara lirih sekali oleh ibu yang malang itu.

Tiba-tiba suasana berubah, cuaca yang sebelumya cerah mejadi gelap disertai dengan petir dan angin besar, dan pada saat itu pula batu bersebut terbelah menjadi dua dengan perlahan-lahan tanpa ragu lagi si ibu melangkahkan kakinya masuk ke tengah belahan batu tersebut. Setelah itu batu yang terbelah menjadi dua tersebut kembali menyatu.

Si ayah dan kedua anaknya tersebut mencari si ibu, tetapi tidak menemukannya, mereka hanya menemukan beberapa helai rambut diatas sebuah batu besar, rambut tersebut adalah milik siibu yang tertinggal ketika masuk kedalam atu belah.

Kini atu belah sudah hilang populernya hal itu di buktikan masyarakat Gayo khususnya generasi sekarang masih banyak yang tidak tau cerita dari legenda atu belah dan di kwatirkan cerita rakyat ini dengan waktu berlalu makin hilang dengan sendirinya.

Saturday, August 13, 2016

Danau Laut Tawar, Bagaikan Hamparan Permadani Berwarna Biru dan Rumahnya Satwa Langka

Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh.Redha Pahlefi
Suasana Laut Tawar Dari Ketinggian

Indahnya Wisata Alam Aceh.com - Danau Laut Tawar, itulah nama yang diberikan suku asli Gayo buat danau seluas 5472 hektar ini. Danau Laut Tawar ibarat hamparan permadani berwarna biru kalo kamu lewat di atasnya dengan naik pesawat, mirip seperti sisa-sisa air laut yang terjebak di daratan saat terjadi badai besar ribuan tahun silam.

Belom jelas kenapa danau yang berada di Kota Takengon, Aceh Tengah, Propinsi Aceh ini dinamakan Danau Laut Tawar. Mungkin karena sangat luas kayak laut tapi airnya nggak asin alias tawar, dan di sini juga ngga ada ombak atau pasang surut seperti di laut. Tapi beberapa waktu lalu kabarnya sebuah tornado kecil sempat melintas di Danau Laut Tawar dan sempat bikin geger warga sekitar.

Danau Laut Tawar rumah satwa langka
 
Kalo cuaca lagi bagus dan berkabut, kamu bisa melihat betapa mempesonanya danau berair kebiruan ini. Sambil menikmati gemericik suara air yang mendamaikan, layangkan pandanganmu di sekitar Danau Laut Tawar buat mengamati barisan pegunungan yang mengelilinginya. Pegunungan yang berdiri kokoh itu ditumbuhi hutan yang cukup terpelihara dan belum dijamah oleh tangan manusia. Konon sejumlah satwa langka seperti trenggiling, landak, siamang, kijang, kucing hutan dan harimau masih tinggal di sana.

Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh.Redha Pahlefi
Trenggiling
Selain kita bersantai di tepi Danau Laut Tawar sambil menikmati secangkir Kopi Gayo yang legendaris, kamu bisa pake waktumu buat mengelilingi Danau Laut Tawar dengan naik perahu motor, bersepeda (ada rental sepeda di sekitar danau) atau memancing. Siapa tau kamu bisa dapet ikan depik, satwa air endemik yang menghuni Danau Laut Tawar. Ikan depik mirip kayak ikan teri, tubuhnya mungil dan berwarna-warni. 

Di bulan Agustus kayak gini ikan depik akan muncul dari persembunyiannya di perairan Danau Laut Tawar yang menjorok ke Gunung Kelieten.

Keindahan Pantai Calok yang terlupakan


Galeri Image.Indahnya Wisata Alam Aceh. Redha Pahlefi
Pesisir Pantai Calok & Simpang Mamplam, Bireuen 
Indahnya Wisata Alam Aceh.com - Pantai calok adalah salah satu objek wisata yang terletak dikecamatan Pandarah desa calok salah satu kecamatan yang terdapat didalam wilayah kabupaten Bireuen – Nanggroe Aceh Darussalam dengan jarak ± 36 Km dari pusat kota Bireuen. Dengan panorama alam yang indah dan sejuk, dan hamparan pantai yang luas serta bebatuan dan bukit yang menjorok kedalam laut sehingga menambah keindahan pantai ini secara alami, dan apabila pengunjung ingin berjalan-jalan ke laut, pengunjung dapat menyewa boat para nelayan yang tersedia disisi pantai. Ditengah laut para pengunjung dapat melihat keindahan dari terumbu karang yang terdapat didasar laut dan dijadikan sebagai tempat bersarang ikan-ikan hias yang indah dan rupawan.
Tempat wisata ini sebelum terjadinya konflik dan tsunami ramai dikunjungi oleh para wisatawan local maupun asing, tetapi setelah terjadinya bencana alam pantai ini sudah ditinggalkan oleh para pengunjung baik local maupun asing.
Agar dapat menuju kesana para pengunjung dapat menggunakan kenderaan pribadi karena untuk dapat mencapai kelokasi wisata tersebut angkutan yang tersedia hanya berupa RBT (ojek). Kita selaku masyarakat yang mempunyai keindahan alam wajib kita lestarikan.